mesin pencari

Kami menjual Grosir dan Eceran => Buka Hari Seni - Jumat (Tanggal Merah Libur) / Jam 08.00 - 17.00

Gambar Produk

Gambar Produk
sedia hena, golecha, chandni, rani, kajal, eye liner, cetakan hena, aksesoris hena

Sabtu, 23 Maret 2013

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao (coklat) Sebagai Pakan Ternak Ruminansia

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao (coklat) Sebagai Pakan Ternak Ruminansia

Oleh: Zohdin
Abstrack
Kulit buah kakao atau yang sering di sebut kulit buah coklat merupakan limbah perkebunan tanaman kakao. Limbah ini di peroleh dari hasil pemisahan biji kakao. Saat ini limbah kulit buah kakao masih di gunakan untuk pakan ternak. Produksi kakao di Indonesia sekarang ini cukup meningkat karena seiring dengan program pemerintah untuk meningkatkan pengembangan tanaman kakao. Selama lima tahun terakhir ini produksi kakao terus meningkat sebesar 7,14% pertahun atau 49,200 ton pada tahun 2004. Jika proporsi lmbah kulit kakao mencapai 74% dari produksi, maka limbah kulit buah kakao mencapai 36408 ton per tahun, maka dari itu limbah kulit buah kakao merupakan suatu potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebgai pakan ternak. Dari data yang di peroleh Limbah kulit buah kako mengandung BK 88 %, PK 8 %, Sk 40 %, TDN 50,8 %. Seiring dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian unuk memanfaatkan limbah kulit buah kakao ini sebagai pakan ternak. Dan untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah kulit buah kakao terhadap konsumsi ransum dan pertumbuhan berat badan ternak.
Kata kunci : limbah kulit kakao sebagai pakan ternak

Pendahuluan
Kakao yang memiliki nama latin TheobromaCcacao L atau yang sering kita bisa sebut dengan coklat merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis. Kakao secara umum adalah tumbuhan yang menyerbuk silang dan memiliki inkubalitas sendiri. Buah kakao berbentuk bulat hingga memanjang. Buah memiliki 5 daun buah yang di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah, sewaktu mudah berwarna hijau dan ungu. Apabila buah sudah masak kulitnya berwarna kuning.
Limbah kulit buah kakao in memiliki peranan yang cukup penting dan cukup berpotensi dalam penyediaan bahan pakan ntuk ternak ruminansia,apalagi pada saat musim kemarau. Pada musim kemarau pertumbuhan rumput terhambat, sehinga ketersediaan bahan pakan hijauan kurang dan kualitasnya rendah. Akibatnya timbul kekurangan hijaan pakan, untuk mengingat ketersediaan hijauan yang terbatas, maka langkah yang strategis yang data kita ambil adalah memanfaatkan limah kulit buah kakao ini untuk pakan ternak.
Produksi kakao di Indonesia sekarang ini cukup meningkat karena seiring dengan program pemerintah untuk meningkatkan pengembangan tanaman kakao. Selama lima tahun terakhir ini produksi kakao terus meningkat sebesar 7,14% pertahun atau 49,200 ton pada tahun 2004 (Suryana,2005). Jika proporsi lmbah kulit kakao mencapai 74% dari produksi, maka limbah kulit buah kakao mencapai 36408 ton per tahun, maka dari itu limbah kulit buah kakao merupakan suatu potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebgai pakan ternak.
Kulit buah kakao memiliki kandungan gizi sebagai berikut : BK 88 %, PK 8 %, Sk 40 %, TDN 50,8 %. Dan penggunaan oleh ternak ruminansia adalah 30-40 % (Sunanto,1995). Selanjutnya di katakana bahwa pemberian kulit buah kakao secara langsung dapat menurunkan berat badan ternak karena kandungan protein yang rendah dan kadar lignin dan selolusanya yang tinggi. Oleh karena itu sebelum di kasihkan ke ternak sebaiknya di fermentasi dulu untuk menurunkan kadar ligin yang sulit di cerna oleh hewan dan untuk meningkatkan nilai nutrisi yan baik bagi ternak dengan batasan kosentrasi dalam penggunaanya karena mengandung senyawa anti nutrisi theobromin.
I.                   Kandungan gizi
Dan kita ketahui bahwa kulit buah kakao ini merupakan hasil sampingan dari pemprosesan biji coklat dan merupakan limbah dari hsil panen yang cukup potensial untuk di jadikan salah satu pakan alternative ternak ruminansia.  Adapun kandungan gizi dari kulit buah kakao yaitu sebagai berikut :
Table 1. Kandungan zat gizi kulit buah kakao.
Komponen
1
2
3
Bahan kering
84,00 - 90,00
91,33
90,40
Protein kasar
6,00 - 10,00
6,00
6,00
Lemak
0,50 - 1,50
0,90
0,90
Serat kasar
19,00 – 28,00
40,33
31,50
Abu
10,00 – 13,80
14,80
16,40
BETN
50,00 – 55,60
34,26
-
Kalsium
-
-
0,67
Pospor
-
-
0,10
Keterangan :.1. Semit dan Adegbola (1982).2. Amirroenas (1990).3. Roesmanto (1991).
Kulit buah kakao mengandung alkaloid theobromin (3,7-dimethylxantine) yang merupakan factor pembatas dalam pemberian limbah kulit kakao sebagai pakan ternak. Table  theobromin dapat di liat pada table berikut :
Tabel 2. Kandungan theobromin pada bagian-bagian kakao
Bagian buah
Kakao
Kandungan theobromin (%)
Kulit Buah
0,17 – 0,20
Kulit Biji
1,80 – 2,10
Biji
1,90 – 2,0
   Sumber : Wong dkk (1988)
Limbah kulit buah kakao ini bisa di berikan pada ternak dalan keadaan segar atau dalam keadaan tepung. Untuk pemberian pada sapi bisa di berikan dalam keadaan segar dan kering yang di anginkan. Dan untuk pemberian pada ternak unggas sebaiknya di berikan dalam keadaan tepung  terlebih dahulu. Rekomendasi pemberian limbah kulit buah kakao bisa di lihat pada table berikut ini :
Table 3. Rekomendasi pemberian limbah kulit buah kakao
Jenis Ternak
Jumlah
Konsumsi
Bentuk Pemberian
Sapi
3 kg/eor/hari
Segar
Sapi
20% tepung pada pakan tambahan
Tepung
Kambing
2-3 kg/ekor/hari
Segar
Ayam
22% tepung pada ransum ayam
Tepung
Kandungan lignin yang tinngi ini menjadi masalah tersendiri dalam memilih kapang yang akan di gunakan. Kapang yang bisa di gunakan yaitu kapang yang mampu menghasilkan enzim ligniolitik yang mapu merombak an menghancurkan tekstur lignin (Delignifikasi) dinding sel. Dilignifikasi dapat terjadi dengan merombak dan melarutkan yang terkandung dalam kulit buah kakao. Ikatan ligninsilulosa dapat di putus oleh ligninase seperti lignin proksidase (LiP), mangan proksidase (MnP) dan laccase ( Takano et al.2004). enzim LiP dan MnP di hasilkan oleh organism salah satunya adalah P.chrysosporium.
Pada penelitian (Laconi 1998) mengatakan bahwa fermentasi limbah kulitbuah kakao dengan P.chrysosporium dapat menurunkan kandungan lignin sebesar 18,36%. Dengan melihat kemampuan P.chrysosporium dalam menghasilkan lignolitik dan selulotik.
Hasil yang di uji coba pada kambing
Pada percobaan yang di lakukan yaitu dilakukan pada ternak kambing untuk mengetahui pertambahan berat badan kambing yang di berikan limbah kulit buah kakao yang di lakukan di desa Ongko,kecamatan Campalagian,kabupaten polmas, menunjukan bahwa pertambahan berat badan kambing mencapai rata-rata 0,239 kg/hari/ekor. Dan di desa Baruga Dua, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majane, pertumbuhan berat badan kambing rata-rata menunjukan 0,184 kg/hari/ekor. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat table di bawah ini :
Tabel 4. Berat badan kambing yang berada pada Desa Ongko, dan Desa Baruga Dua.
No
Uraian
Rata –rata (kg/hr/ekor)
Desa Ongko
Desa Baruga
1.
Berat badan ternak percobaan
·         Berat badan awal
12,875 kg
16,00 kg
·         Berat badan akhir
20,067 kg
21,53 kg
·         Petambahan berat badan
0.23 kg
0,184 kg
2.
Berat badan ternak kontrol
·         Berat badan awal
12,325 kg
15,11 kg
·         Berat badan akhir
15,797 kg
18,117 kg
·         Pertambahan berat badan
0,112 kg
0,97 kg
Tidak hanya petambahan berat badan saja yang terlihat pada ternak kambing yang di beri pakan limbah kulit buah kako akan tetapi ternak kambing lebih kelihatan bulu halus, mata berbinar dan sehat.
Analisa Dampak
Pada pemberian limbah kulit buah kakao para peternak telah memberikan limbah kulit buah kakao dalam bentuk segar dan bentuk tepung. Pmberian dalam bentuk segar  lebih mudan dan  mudah untuk di dapatkan. Akan tetapi pada pemberian dalam bentuk segar ini bisa mengakibatkan ternak mengalami keracunan karena kulit kakao yang masih segar mengandung racun yaitu alkaloid theabromin dimethyantine yang merupakan faktor pembatas pada pemberian ternak karena bisa menyebabkan keracunan pada ternak. Sehingga harus ada perlakuan kahusus sebelum di onsumsi oleh ternak.
Hasil penelitian (Baharrudin,2007), pada ternak kambing menunjukan pemberian kulit buah kakao yang segar dan di keringkan dengan sinar matahari secara langsung atau tanpa di fermentasi dulu mengakibatkan penurunan berat badan pada ternak, karena rendahnya kandungan protein pada kulit buah kakao yang segar dan tingginya kandungan lignin dan selulosanya. Oleh karena itu sebelum pemberian pada ternak sebaiknya di fermentasi terlebih dahulu untuk mengurangi tingginya kandungan kadar lignin dan untuk meningkatkan nilai nutrisinya, akan tetapi tetap harus di perhatikan batasan konsentrasi pemberianya karena adanya senyawa anti nutrisi theobromin. Kulit buah kakao mengandung alkaloid theabromin (3,7 dimethylxantine) yang merupakan factor pembatas pada pemberian limbah kulit kakao sebagai pakan ternak.
Smith dan Adegbola (1982), menyatakan kandungan nutrisi pada kulit buah kakao yaitu : BK 84,00 – 90,00, PK 6,00 – 10,00, Lemak 0,50 – 1,50, SK 19,00 – 28,00, Abu 10,00 – 13,80, dan BETN 50,00 – 55,60,
Ratna (2004), menyatakan bahwa limbah kulit buah kako cocok di manfaatkan sebagai pakan tambahan protein ternak ruminansia pada pakan basal. Karena kandungan protein kasar tinggi yaitu 14-22%, serat kasar relative rendah 13-26%, tetapi kandungan lemaknya tinggi yaitu 3-9% yang kurang baik untuk proses pecernaan.
Sianipar (2007), menyatakan pada pengelolaan limbah kulit buah kakao menjadi silase dapat meningkatan kecernaan dan kandunan protein, dan penyimpananya juga dapat relative lama yaitu 2-3 bulan. Dan penggunaan optimalnya sebesar 20% bahan kering dalam ransum atau sebesar 60% dalam pakan penguat sebagai pakan kambing loal yang sedang tumbuh.
Kesimpulan
Limba kulit buah kakao  memiliki peranan yang cukup penting dan cukup berpotensi dalam penyediaan bahan pakan untuk ternak, apalagi pada saat musim kemarau. Karena Kulit buah kakao memiliki kandungan gizi sebagai berikut : BK 88 %, PK 8 %, Sk 40 %, TDN 50,8 %. Akan tetapi pemberian kulit buah kakao secara langsung dapat menurunkan berat badan ternak karena kandungan protein yang rendah dan kadar lignin dan selolusanya yang tinggi. Oleh karena itu sebelum di kasihkan ke ternak sebaiknya di fermentasi dulu untuk menurunkan kadar ligin yang sulit di cerna oleh hewan dan untuk meningkatkan nilai nutrisi yan baik bagi ternak dengan batasan kosentrasi dalam penggunaanya karena mengandung senyawa anti nutrisi theobromin. Oleh karena itu untuk memanfaatkan limbah kulit buah kakao agar menjadi paka ternak yang memiliki kandungan nilai nutrisi yang tinggi perlu melalui proses fermentasi terlebih dahulu.
Daftar Pustaka
1.      Anonim, 2001. Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Kambing. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. Lembar Informasi Pertanian (Liptan).
2.      Anonim. 2005. Kakao Plus Ternak, Dongkrak Pendapatan Petani dalam. http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2005112901233833 diakses pada tanggakl 17 November 2008 pukul 20.31 WIB
3.      Anonim. 2006. Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dari Limbah Kulit Kakao . Dalam http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=244&Itemid=217 diakses pada tanggakl 17 November 2008 pukul 20.34 WIB
4.      Anonymus 2001 : Pemanfaatan-limbah-kulit-buah-kakao-sebagai-pakan-kambing&catid=47:panduanpetunjuk-teknis-brosur-&Itemid=231
5.      Anonim. 2006. Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Kambing . Dalam. http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=229&Itemid=217 diakses pada tanggakl 17 November 2008 pukul 21.01 WIB
6.      Priyanto, D., A. Priyanti dan I. Inonu. 2004. Potensi dan Peluang Pola Integrasi Ternak Kambing dan Perkebunan Kakao Rakyat : Pemda Lampung.
7.      Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. 2004. Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Agromedia Pustaka : Jakarta.
8.      Anonymus 2010 : Pengguunaan-kulit-buah-kakao-sebagai-pakan-ternak/
9.      Baharrudin , W. 2007. Mengelola kulit Buah Kakao Menjadi Pakan Ternak. http://Disnaksulsel.info/
10.  Haryati,T dan A.I. Sutiko. 1994. Peningkatan Kulit Buah Kakao melalui Bioproses dengan Beberapa Jenis kapang. Jurnal Ilmu dan peternakan.
 
Sumber : http://livestock-livestock.blogspot.com/2012/06/pemanfaatan-limbah-kulit-buah-kakao.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar