Kepel atau burahol termasuk tanaman langka di Indonesia. Tumbuhan ini
biasa dijumpai di keraton-keraton yang ada di Pulau Jawa. Pohon ini
mempunyai arti filosofis tersendiri bagi keraton di samping buahnya
berguna untuk memelihara kecantikan puteri-puterinya. Daunnya berkhasiat
menurunkan kolesterol.
Reputasi kepel sebagai tanaman keraton
membuat rakyat jelata di Pulau Jawa jaman dulu enggan menanamnya. Pada
jaman penjajahan orang percaya bahwa hanya orang yang kuat lahir batin
yang mampu meniru gaya hidup keluarga keraton. Orang yang tidak kuat
akan kualat. Kepercayaan waktu itu adalah hanya pejabat setingkat
adipati yang pantas dan kuat lahir batin meniru perilaku keluarga
kerajaan.
Daging buah kepel hanya sedikit. Rasa buahnya segar dan
manis. Sayang, sebagian besar isi buah dipenuhi oleh biji sehingga tidak
ada orang yang tertarik untuk membudidayakannya. Oleh karenanya, lambat
laun pohon kepel menjadi langka seperti sekarang ini. Rasa taku kualat
rakyat jelata juga menyebabkan pohon kepel menjadi pohon yang langka
sekarang.
Selain bisa ditemui di keraton-keraton yang ada di Pulau
Jawa, pohon kepel masih bisa ditemui di Taman Buah Mekarsari, TMII,
Taman Sringanis Bogor, Taman Kyai Langgeng Magelang, Kebun Raya Bogor
dan beberapa kebun tanaman langka.
Masyarakat Jawa Barat jaman
dulu menilai tanaman ini tidak berharga karena hanya sedikit daging buah
yang bisa dinikmati. Mereka menamai buah kepel ini burahol yang
kemudian dicomot menjadi nama latin tumbuhan ini Stelechocarpus burahol.
Pengharum Badan
Rasa daging buah kepel manis dan harum. Buah ini adalah deodoran alami
para puteri Keraton Mataram di jaman dahulu. Keringat puteri-puteri
keraton yang makan buahnya akan berbau harum setelah makan buah ini. Air
seninya juga akan berbau harum. Napas pun akan harum. Kebiasaan
puteri-puteri Mataram ini kemudian ditiru oleh keraton-keraton lain yang
ada di Pulau Jawa.
Khasiat lain buah kepel adalah sifat
diuretiknya yang mampu memperlancar air seni. Oleh sebab itu kepel
dipercaya mampu membersihkan ginjal. Sekali lagi sayang, belum ada
penelitian ilmiah yang menerangkan zat-zat apa yang menyebabkan sifat
diuretik pada kepel. Kabarnya, dengan sifat diuretiknya buah kepel bisa
juga digunakan sebagai alat pencegah kehamilan tradisional.
Kandungan
vitamin C dalam buah kepel sangat tinggi. “Wanita hamil yang makan buah
kepel dipercaya akan melahirkan bayi yang cantik. Kulit bayi akan
terlihat bersih,” ujar Endah Lasmadiwati, pengelola Kebun Obat Taman
Sringanis di Bogor.
Khasiat vitamin C dosis tinggi ini, tutur
Endah, membuat kulit menjadi bersih. Dari dalam tubuh kandungan buah
kepel ini membersihkan darah, menguatkan liver, paru-paru dan ginjal.
“Peredaran darah menjadi lebih lancar karena darah yang beku menjadi
cair,” tambahnya.
Atasi Asam Urat
Daun kepel
bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat. Lalap daun kepel mampu
menurunkan kadar kolesterol. “Pilih daun yang masih muda,” kata isteri
akupunturis Putu Oka Sukanta ini. Orang yang tidak menyukai lalap dapat
minum rebusan daun kepel untuk menurunkan kadar kolesterol. Rebusan ini
dibuat dari 7 lembar daun kepel dan 3 gelas air. Air dan daun kepel ini
kemudian direbus sampai tersisa satu setengah gelas. Air rebusan daun
kepel ini diminum dua kali sehari, masing-masing sebanyak tiga perempat
gelas.
Melihat banyak manfaatnya, mudah-mudahan pohon kepel tidak
benar-benar punah. Kepunahan pohon kepel bisa dicegah kalau ada usaha
untuk menanam di pekarangan sendiri. Harapan bisa ditempatkan pada
teknologi pertanian moderen agar mampu mengembangbiakkan kepel dengan
teknik ovulasi. @ Diyah Triarsari
sumber : kompas.com Editor: acandra, www.gayahidupsehatonline.com
Sumber : http://www.resep.web.id/obat/kepel-atau-burahol-obat-alami-atasi-asam-urat.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar