Delima
hitam terbilang sulit didapatkan. Namun kesulitan itu sepadan dengan segudang manfaatnya.
Delima
(pomegranade) alias pome saat ini
sudah cukup dikenal sebagai buah berantioksidan tinggi yang menunjang kesehatan
tubuh. Itu delima merah. Selain bisa diperoleh dalam bentuk buah, beberapa
produsen minuman segar merilis produk yang diklaim mengandung buah delima
merah.
Sebenarnya
tak hanya delima merah saja yang bermanfaat bagi tubuh. Delima hitam pun diakui
malah jauh lebih berkhasiat dibandingkan delima merah ataupun putih. Wawan K.
Syarief, kolektor tanaman buah langka dan berkhasiat di Karawang, Jawa Barat, menyebutkan,
selain berkhasiat dan cocok dengan kondisi iklim Indonesia, delima hitam dapat
dipanen sepanjang tahun. “Ini sebetulnya menguntungkan karena buahnya tanpa
musim. Tapi untuk membuat olahan seperti minumannya, (bahan baku) masih sulit
karena belum ada yang mengebunkan,” paparnya.
Sementara
itu, Suharyanto, herbalis yang memfokuskan pengobatan pasiennya dengan tanaman
langka mengungkap, kegunaan tanaman delima hitam mencakup daun hingga akarnya. “Banyak
sekali lho manfaatnya, walaupun ada juga negatifnya,” jelasnya saat dihubungi
AGRINA melalui telepon.
Gusi Berdarah hingga Kanker
Herbalis
yang biasa disapa Hary itu memaparkan manfaat delima hitam satu per satu. Daun
dan bunganya, kata Hary, berkhasiat untuk pelangsing dan mengatasi gusi
berdarah.
Sementara,
“Kulit buah, biji, kulit batang, dan kulit akar itu berfungsi mengatasi banyak
penyakit,” ungkapnya. Bagian tanaman ini cukup baik dalam mengatasi cacingan,
diare, diabetes, menstabilkan tekanan darah, mencegah stroke, mengurangi peradangan, dan kanker. Kandungan senyawa kimia
yang cukup lengkaplah yang berfungsi mengatasi semua penyakit itu.
Pertama,
kandungan alkaloid bermanfaat sebagai obat cacing. “Alkaloid itu mampu
melepaskan pegangan cacing dari usus, otomatis si cacing akan luruh bersama
buang air besar,” papar Hary. Kandungan alkaloid jenis peliterin sebenarnya
hanya 0,5-1% dalam tanaman asal Spanyol tersebut, tetapi senyawa ini cukup
toksik bagi cacing.
Kemudian
tanin berupa eligatanin mengatasi diare. Senyawa yang terkandung sebanyak
20%-30% dalam delima hitam ini dapat membunuh virus dan bakteri yang ada di
perut. Bakteri pemicu diare, semacam Escherichia
coli, Salmonella sp., dan Streptococcus sp. terbukti dapat dibasmi
senyawa tersebut. Di samping itu tanin juga mengurangi pengerasan pembuluh
darah. “Jika pengerasan tidak terjadi, peredaran darah lancar, otomatis kerja
jantung tidak terlalu berat sehingga potensi stroke bisa hilang,” tambah Hary.
Yang
tidak kalah penting adalah kandungan asam malat. “Adanya asam malat membuat
metabolisme karbohidrat jadi bagus sehingga dapat memperbaiki dan mencegah
diabetes. Kandungannya 20%-30% dalam delima hitam ini paling banyak (dibanding
jenis delima lain),” tutur herbalis yang berpraktik di Klaten, Jawa Tengah ini.
Delima
ini juga kaya akan kalium yang berguna menstabilkan tekanan darah.
Walhasil, kasus tekanan darah tinggi
bisa dilibas. Selain itu, kalium berfungsi dalam relaksasi gerak jantung yang
berdampak pada pencegahan jantung koroner. Dengan gabungan fungsi senyawa
kalium dan tanin, penyakit seperti stroke
dan jantung koroner dapat dihindari.
Buah
delima hitam pun mengandung antioksidan berupa polifenol yang dapat mengatasi
kanker. Polifenol bekerja menghambat kerja adenosin trifosfat (ATP) yang
merupakan sumber energi bagi sel kanker. Dengan demikian, pertumbuhan sel
kanker yang tidak terkontrol dapat dikendalikan.
Sedangkan
bijinya delima hitam, bermanfaat dalam mengatasi peradangan. Konsumsi buah dan
biji delima hitam secara bersamaan bisa mengatasi kanker yang disertai
peradangan.
Jangan Sembarangan
Dengan
banyaknya manfaat, herbal berbahan dasar delima hitam ini tidak dapat sembarang
dikonsumsi. “Peliterin yang dapat mengusir cacing tadi adalah zat yang sangat
toksik, makanya dalam proses pembuatan akar batang, kulit buah, dan kulit akar
sebaiknya dalam pengawasan herbalis. Nggak
bisa secara awam. Risikonya, kalau terlalu banyak bisa mengerutkan usus,” saran
herbalis yang sering dipanggil praktik di berbagai daerah ini.
Pemanfaatan
kulit buah, kulit batang, dan kulit akarnya sangat tergantung kebutuhan. Tidak
perlu kering, semua bahan kulit itu cukup dilayukan sebelum diolah. Demikian
pula untuk daun dan bunganya. “Sekitar 1,7 ons bunga dan daun secukupnya
digodok dalam tiga gelas air, sisakan separuhnya. Konsumsi dua-tiga kali tidak
apa-apa. Kalau (berat badan) sudah turun, sekali sehari cukup,” terang Hary.
Sebelum
mengonsumsi delima hitam, Hary secara khusus menekankan, penderita dianjurkan
puasa selama 12 jam. “Karena ada racun di dalamnya tadi, jadi dosisnya harus
khusus. Jangan makan apa-apa dulu selama 12 jam, itu lebih efektif. (Pemanfaatannya)
nggak muda, ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi, harus konsultasi dulu. Nanti yang diinginkan justru
sebaliknya,” tegas dia.
Efek
samping akan sedikit dirasakan penderita kanker. Pada pengobatan pertama,
penderita akan merasakan badan panas, atau rasa sakit pada bagian yang
terserang kanker. Untuk meringankan efek tersebut, Hary meresepkan tambahan
alang-alang pada saat merebus, atau konsumsi agar-agar sesaat sebelum minum
ramuan yang diberikan supaya ada efek dingin pada tubuh.
Bagi
penderita kanker yang juga menjalani kemoterapi, jus daging dan biji delima
hitam sangat disarankan untuk dikonsumsi sebagai pendamping. Tujuannya
mempercepat regenerasi sel-sel normal yang ikut rusak akibat kemoterapi. Hary
pun menyarankan jus delima hitam ini bagi yang sehat sebagai pencegahan, atau
menghambat kanker muncul kembali.
Renda Diennazola
Sumber : http://agrina-online.com/show_article.php?rid=12&aid=3530
Tidak ada komentar:
Posting Komentar