Buah Kepel
Oleh : Priyayi Kwarakan
Diolah : dari berbagai Sumber
Kepel adalah nama pohon dan buah yang mempunyai nama ilmiahStelechocarpus burahol.
Tumbuhan penghasil buah yang menjadi kegemaran para putri keraton Jawa
sejak jaman dulu ini kini termasuk salah satu tanaman langka di
Indonesia. Pohon Kepel yang dipercaya mempunyai nilai filosofi
adhiluhung ini merupakan flora identitas provinsi Daerah Istimewa
Jogyakarta.
Pohon Kepel (Stelechocarpus burahol ) di beberapa daerah di Indonesia dikenal juga sebagai buah dan pohon kecindul, cindul, simpol, burahol, dan turalak. Dalam bahasa Inggris tumbuhan langka ini dikenal sebagai Kepel Aple.
Kerajaan : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Annonaceae
Genus : Stelechocarpus
Species : Stelechocarpus burahol (Blume) ,Hook. & Thomson
Pohon
Kepel menjadi kegemaran para putri keraton di Jawa selain lantaran
memiliki nilai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental
dan fisik, buah kepel juga dipercaya mempunyai berbagai khasiat dibidang
kecantikan. Buah Kepel telah menjadi deodoran (penghilang bau badan)
bagi para putri keraton. Sayang justru karena itu masyarakat jelata
tidak berani menanam pohon ini sehingga menjadi langka.
Daging buah kepel dipercaya mempunyai khasiat memperlancar air kencing, mencegah inflamasi ginjal. Kayu pohon Kepel (Stelechocarpus burahol)
dapat digunakan sebagai bahan industri atau bahan perabot rumah
tangga dan bahan bangunan yang tahan lebih dari 50 tahun. Daun kepel
bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat. Lalap daun kepel mampu
menurunkan kadar kolesterol.
Khasiat
lain buah kepel adalah sifat diuretiknya yang mampu memperlancar air
seni. Oleh sebab itu kepel dipercaya mampu membersihkan ginjal. Sekali
lagi sayang, belum ada penelitian ilmiah yang menerangkan zat-zat apa
yang menyebabkan sifat diuretik pada kepel. Kabarnya, dengan sifat
diuretiknya buah kepel bisa juga digunakan sebagai alat pencegah
kehamilan tradisional. Kandungan vitamin C dalam buah kepel sangat
tinggi.Wanita hamil yang makan buah kepel dipercaya akan melahirkan bayi
yang cantik. Kulit bayi akan terlihat bersih.
Khasiat
vitamin C dosis tinggi ini, membuat kulit menjadi bersih. Dari dalam
tubuh kandungan buah kepel ini membersihkan darah, menguatkan liver,
paru-paru dan ginjal. Peredaran darah juga menjadi lebih lancar karena
darah yang beku menjadi cair .
Daun
kepel bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat. Lalap daun
kepel mampu menurunkan kadar kolesterol. Orang yang tidak menyukai lalap
dapat minum rebusan daun kepel untuk menurunkan kadar kolesterol.
Rebusan ini dibuat dari 7 lembar daun kepel dan 3 gelas air. Air dan
daun kepel ini kemudian direbus sampai tersisa satu setengah gelas. Air
rebusan daun kepel ini diminum dua kali sehari, masing-masing sebanyak
tiga perempat gelas.
Ciri-ciri Kepel.
Pohon
Kepel (Stelechocarpus burahol) mempunyai tinggi hingga 25 m dengan
diameter batang mencapai 40 cm. Pada kulit batangnya terdapat
benjolan-benjolan. Benjolan-benjolan ini merupakan bekas tempat bunga
dan buah karena bunga dan buah kepel memang muncul di batang pohon
bukannya di pucuk ranting atau dahan.
Daun
Kepel tunggal, lonjong meruncing dengan panjang antara 12 – 27 cm dan
lebar 5 – 9 cm. Warna daun Kepel hijau gelap. Bunga berkelamin tunggal,
harum. Bunga jantan terdapat pada batang bagian atas atau cabang yang
tua bergerombol antara 8 sampai 16. Sedangkan bunga betina hanya
terdapat pada batang bagian bawah.
Buah
Kepel tumbuh memenuhi batang pohonnya. Bentuk buah Kepel bulat lonjong
dengan bagian pangkal agak meruncing. Warna buah Kepel (Stelechocarpus
burahol) coklat agak keabu-abuan, dan ketika sudah tua akan berubah
menjadi coklat tua. Daging buah berwarna agak kekuningan sampai
kecoklatan membungkus biji yang berukuran cukup besar. Rasa buah Kepel
manis.
Habitat dan Persebaran.
Pohon
Kepel atau Burahol tersebar di kawasan Asia Tenggara mulai dari
Malaysia, Indonesia hingga Kepulauan Solomon bahkan Australia. Di
Indonesia, terutama di Jawa, Pohon Kepel mulai jarang dan langka.
Pohon Kepel dapat tumbuh di habitat yang berupa hutan sekunder yang terdapat di dataran rendah hingga ketinggian 600 mdpl.
Konservasi Pohon Kepel.
Pohon
Kepel (Stelechocarpus burahol) menjadi salah satu pohon yang langka.
Kelangkaan tanaman ini lebih disebabkan oleh adanya anggapan pohon ini
sebagai pohon keraton yang hanya pantas di tanam di istana. Rakyat
jelata, khususnya masyarakat Jawa akan merasa takut mendapatkan tuah
(kuwalat) jika menanam pohon ini.
Selain
itu, sebagian masyarakat juga merasa buah ini malas untuk
membudidayakannya. Meskipun memiliki rasa yang manis tetapi sebagian
besar isi buah dipenuhi biji sehingga mengurangi minat orang untuk
membudidayakannya.
Kini, pohon langka ini masih dapat ditemui di kawasan keraton Yogyakarta, TMII, Taman Kiai Langgeng Magelang, Desa Kwarakan Kec Kaloran Kab Temanggung dan Kebun Raya Bogor.
Syarat Tumbuh
Kepel
tumbuh liar pada tanah lembab dan dalam, di hutan-hutan sekunder di
Jawa. Dibudidayakan sebagai pohon buah pada ketinggian mencapai 600 m
dpl., dan mau berbuah di Desa Kwarakan Kec Kaloran Kab Temanggung . Jenis ini dapat tumbuh baik di sela-sela rumpun bambu, yang di tempat itu pohon-pohon lain tidak mampu bersaing.
Cara Budidaya
Kepel
umumnya diperbanyak dari biji yang diambil dari buah matang dan
disemaikan secepatnya. Penyetekan dan pencangkokan sudah pernah dicoba,
tetapi tidak berhasil. Benihnya dibersihkan dengan jalan dicuci dan
dikeringkan di tempat teduh. Sebelum disemai benih diskarifikasi, tetapi
perkecambahannya masih memerlukan waktu beberapa bulan. Lambat-laun
persentase perkecambahannya tinggi juga. Perkecambahannya hipogeal, akar
tunggangnya membengkak dan tidak bercabang untuk beberapa waktu.
Mula-mula semai itu tumbuh lambat. Pada saat semai berdaun 3-5 helai,
dipindahtanamkan ke dalam pot. Ketika tingginya mencapai 0,5-1,0 m bibit
dipindahtanamkan ke lapangan dengan jarak tanam 6-8 meter. Fase
yuwananya (vegetative phase, juvenile phase) berlangsung selama 6-9
tahun.
Hama dan Penyakit
Belum
ada laporan mengenai hama dan penyakit yang berbahaya, tetapi pohonnya
harus dijaga dari serangan kelelawar dan binatang pengerat.
Panen dan Pasca Panen
Buah
kepel dianggap matang bila digores kulitnya terlihat bagian bawahnya
berwarna kuning atau coklat muda (jika berwarna hijau, buah masih belum
matang). Untuk menjaga kualitas, buah kepel dibungkus 1-2 bulan sebelum
dipanen, menggunakan anyaman bambu atau daun kelapa atau kantung
plastik. Buah dikemas dalam keranjang atau karung dan hendaknya
diperlakukan dengan hati-hati; buah kepel dapat bertahan disimpan 2-3
minggu pada suhu ruang.
Sumber : https://sites.google.com/site/kwarakancom/dari-desaku/sumberdaya-alam/buahkepel